Jumat, 02 Januari 2015

Udang Windu Teknis Budi Daya

A. PENGANTAR

Wikipedia : Giant tiger atau Penaeus monodon di Indonesia disebut udang windu. Udang windu saat ini tidak berkembang lagi karena terserang berbagai macam penyakit udang diantaranya yang ganas adalah white spot atau virus bintik putih . Petambak udang di Indonesia saat ini banyak memelihara udang putih atau Pennaeus vannamei.
Nama lain meliputi (udang harimau raksasa, semacam udang harimau hitam, semacam udang pemimpin, sugpo dan semacam udang rumput) adalah suatu binatang laut, binatang berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk makanan. distribusi yang alami di Pasifik barat Indonesia, berkisar antara pantai Afrika, dari Semenanjung Arab sampai Asia Tenggara, dan Laut Jepang. Mereka dapat juga ditemukan di Australia, dari Austria timur, dan sejumlah kecil mempunyai koloni di Laut Tengah melalui Terusan Suez. penyeberangan populasi lebih lanjut di Hawaii dan Lautan Atlantik termasuk Amerika Serikat ( Florida, Georgia dan South Carolina).

Jenis Udang Windu merupakan salah satu jenis udang yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah. Konsekuensi dari peningkatan tersebut adalah semakin tingginya kebutuhan benur yang berkualitas baik. (Menurut Sutaman, 1993). Dalam usaha memenuhi pasar dunia akan ketersediaan udang windu, para pengusaha pembenihan memulai kegiatan dari pembenihan, pembesaran sampai pada pemanenan dan pemasaran udang windu. Salah satu usaha yang menentukan keberhasilan produksi udang windu yaitu usaha pembenihan. Usaha pembenihan adalah usaha yang menyediakan benih yang berkualitas baik untuk dibesarkan. Usaha pembenihan memberikan harapan yang baik sekaligus peluang kerja yang lebih luas. Hal ini tidak saja disebabkan oleh teknologi yang dikuasai sepenuhnya, akan tetapi bagian- bagian dalam siklus pembenihan udang skala besar sekarang sudah diusahakan secara mandiri. (Menurut Sutaman, 1993). Oleh karena itu, usaha pembenihan yang ada harus melakukan pembenahan, supaya dapat memenuhi standar kualitas akan kebutuhan benur bagi petani tambak. Sesuai dengan uraian tersebut penulis perlu melaksanakan pembelajaran dan praktek di lapangan tentang teknik pembenihan udang windu mulai tahap persiapan sampai panen. Pemeliharaan larva sangat penting, dikarenakan kualitas suatu benih akan mempengaruhi budidaya udang saat ditambak.

B. CARA BUDI DAYA UDANG WINDU

1. Syarat Teknis Budidaya Udang Windu
  • Daerah yang baik untuk tambak udang windu adalah di daerah pantai dengan tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mudah dipadatkan sehingga mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
  • Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26 – 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.
  • Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.
  • Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-lain.
  • Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau mempunyai Generator sendiri.
2. Tipe Budidaya Udang Windu
  • Budidaya Udang Windu Tambak Ekstensif atau tradisional.
Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur.
  • Budidaya Udang Windu Tambak Semi Intensif.
Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.
  • Budidaya Udang Windu Tambak Intensif.
Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan pengawasan udang, padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, serta program pakan yang baik.
3. Benur
  • Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. 
  • Uji kualitas benur dapat dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus berhenti, benur tetap aktif bergerak.
4. Pengolahan Lahan
  • Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
  • Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
  • Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh areal lahan tambak.

5. Pemasukan Air 
Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan Saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha.

6. Penebaran Benur.

Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru. Tahap penebaran benur adalah :
  • Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air di kolam dan di dalam plastik.
  • Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.
  • Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
  • Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.
7. Pemeliharaan.
  • Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 – 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan bahan-bahan beracun dari luar tambak.
  • Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON.
  • Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.
8. Panen.
  • Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 – 50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.
  • Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

C. PAKAN UDANG.
  • Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang.
  • Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.
    • Umur 1-10 hari pakan 01
    • Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
    • Umur 16-30 hari pakan 02
    • Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
    • Umur 36-50 hari pakan 03
    • Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70 hari).
    • Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga panen.

  • Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian.
  • Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.
D. PENYAKIT
  • Bintik Putih. Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati. Gejalanya : jika udang masih hidup, berenang tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih di cangkang (Carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembang biak dan menyebar lewat inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat untuk penyakit ini, cara mengatasinya adalah dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam budidaya. Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stress dan daya tahan tinggi. Sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak tersebut tambak perlu dipupuk dengan TON.
  • Bintik Hitam/Black Spot. Disebabkan oleh virus Monodon Baculo Virus (MBV). Tanda yang nampak yaitu terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang tampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang. Cara mencegah : dengan selalu menjaga kualitas air dan kebersihan dasar tambak.
  • Kotoran Putih/mencret. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam tambak. Gejala : mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan penurunan nafsu makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian. Cara mencegah : jaga kualitas air dan dilakukan pengeluaran kotoran dasar tambak/siphon secara rutin.
  • Insang Merah. Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang. Disebabkan tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga harus ditingkatkan kualitasnya.
  • Nekrosis. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor. Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-banyaknya ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.
Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas kolam budidaya. Oleh karena itu perlakuan TON sangat diperlukan baik pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru.
TON, Viterna dan POC NASA adalah  merk dagang milik PT Natural Nusantara. TON utamanya digunakan untuk terapi air tambak/kolam. POC NASA dan VITERNA utamanya digunakan sebagai suplai asupan nutrisi organik untuk binatang ternak dan ikan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
udang windu udang windu pdf udang windu budidaya udang windu air tawar udang windu terbesar udang windu air payau udang windu adalah udang windu tarakan udang windu nama latin udang windu wikipedia udang windu pdf udang windu budidaya udang windu air tawar udang windu terbesar udang windu air payau udang windu adalah udang windu tarakan udang windu morfologi udang windu harga udang windu goreng udang windu air tawar udang windu air payau udang windu adalah udang windu aceh udang windu akuarium udang windu asam manis udang windu adalah pdf budidaya udang windu air tawar resep udang windu asam manis harga udang windu agustus 2012 udang windu budidaya udang windu bakar udang windu besar udang windu bernafas dengan resep udang windu bakar manfaat udang windu bagi kesehatan harga udang windu bulan agustus resep masakan udang windu bakar udang windu jantan dan betina budidaya udang windu di tambak www.udang windu.com agar udang windu cepat besar budidaya udang windu.com ciri udang windu cari udang windu cpib udang windu udang windu di sidoarjo udang windu di akuarium budidaya udang windu di tambak budidaya udang windu di kolam terpal anak udang windu disebut budidaya udang windu di air tawar harga udang windu di surabaya pembenihan udang windu di hatchery perbedaan udang windu dan vaname harga udang windu di jakarta ekspor udang windu eksportir udang windu ekologi udang windu export udang windu ekosistem udang windu foto udang windu fisiologi udang windu fekunditas udang windu fase udang windu fcr udang windu udang windu goreng udang windu gresik resep udang windu goreng udang windu matang gonad udang windu dan udang galah gizi udang windu udang galah windu udang windu harga udang windu hidup di udang windu habitat jual udang windu hidup harga udang windu 2012 harga udang windu 2013 hatchery udang windu harga udang windu per kg harga udang windu 2014 harga udang windu di surabaya udang windu indonesia budidaya udang windu intensif produksi udang windu indonesia cara budidaya udang windu intensif budidaya udang windu secara intensif induk udang windu harga udang windu hari ini harga udang windu saat ini budidaya udang windu semi intensif indukan udang windu udang windu jurnal udang windu jantan dan betina perbedaan udang windu jantan dan betina harga udang windu januari 2014 harga udang windu jakarta harga udang windu juli 2013 ciri-ciri udang windu jantan dan betina cara membedakan udang windu jantan dan betina jual udang windu jenis udang windu udang windu klasifikasi udang windu kolam terpal budidaya udang windu kolam terpal tarian udang windu khas sidoarjo budidaya udang windu di kolam terpal harga udang windu per kg karakteristik udang windu klasifikasi udang windu (penaeus monodon) klasifikasi udang windu pdf kandungan udang windu udang windu laut udang windu lampung udang windu nama latin laporan udang windu larva udang windu harga udang windu di lampung literatur udang windu lagu udang windu perbedaan udang windu dengan lobster beda udang windu dan lobster udang windu morfologi udang windu murah udang windu matang gonad udang windu penaeus monodon penyebab udang windu mati harga udang windu mei 2013 udang windu asam manis jual udang windu malang harga udang windu maret 2013 makalah udang windu udang windu nama latin harga udang windu november 2013 harga udang windu november 2012 nutrisi udang windu nauplius udang windu nama udang windu anak udang windu namanya udang windu organik budidaya udang windu organik harga udang windu oktober 2013 teknik budidaya udang windu organik olahan udang windu obat udang windu ordo udang windu udang windu pdf udang windu penaeus monodon udang windu pasar harga udang windu per kg klasifikasi udang windu (penaeus monodon) klasifikasi udang windu pdf morfologi udang windu pdf jurnal udang windu pdf harga udang windu per kilo udang windu air payau resep udang windu reproduksi udang windu resep udang windu goreng resep udang windu bakar resep udang windu asam manis budidaya udang windu di rumah reproduksi udang windu pdf rendemen udang windu pembenihan udang windu skala rumah tangga resep udang windu saos padang udang windu sidoarjo udang windu super udang windu surabaya udang windu skripsi sni udang windu sejarah udang windu supplier udang windu sifat udang windu siklus udang windu sistematika udang windu udang windu terbesar udang windu tarakan udang windu tiger udang windu tradisional udang windu air tawar budidaya udang windu tradisional harga udang windu terbaru budidaya udang windu tanpa pakan budidaya udang windu tanpa pakan dan aerasi harga udang windu terkini ukuran udang windu usaha udang windu umpan udang windu umur udang windu udang windu dan udang galah perbedaan udang windu dan vaname vitamin udang windu virus udang windu perbedaan udang windu dan vannamei bibit udang windu tahan virus udang windu wikipedia udang windu wiki warna udang windu syarat udang windu yang baik menurut sni panen udang windu youtube cara budidaya udang windu yang baik ciri benur udang windu yang baik youtube udang windu harga udang windu 1 kg udang windu 2012 udang windu 2013 harga udang windu 2012 harga udang windu 2013 harga udang windu 2014 jual udang windu 2012 harga udang windu 2011 klasifikasi udang windu 2010 daftar harga udang windu 2012 harga jual udang windu 2013 harga udang windu size 30 harga udang windu size 40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------